expr:class='"loading" + data:blog.mobileClass'>

Jumat, 24 April 2009

Berharap (Banyak) Pada Qanun Kesehatan

Komentar pembaca terhadap penggodokan Qanun (peraturan daerah) tentang Kesehatan

Belakangan ini kita sering membaca berita di media massa tentang buruknya pelayanan kesehatan di beberapa rumah sakit umum di provinsi Nanggroe Aceh Darussalam. Kita juga disibukkan dengan berita meningkatnya kasus balita kurang gizi dan berita tentang maraknya penyebaran penyakit flu burung di daerah ini. Di samping beberapa berita lain yang intinya menegaskan kualitas kesehatan di ’nanggroe’ ini sungguh memprihatinkan. 

Pilkada Oh Pilkada

Komentar pembaca pasca Pilkada Aceh 2007

Neng..kametapaneng..meugisa-gisa...Rata jurong ka mumang keubit metapaneng megisa-gisa. Ladum galak keu pangkat jabatan…Lagu “Mumang” karya diva musik Aceh, Rafly dengan Kande-nya ini sangat tepat menggambarkan situasi perpolitikan di Provinsi Nanggroe Aceh Darussalam dalam satu minggu belakangan ini. Rakyat semakin mumang memikirkan pelaksanaan Pilkada Aceh, yang katanya baru pertama kali dilaksanakan di dunia secara serentak yang melibatkan lebih dari 15 kabupaten/kota. Semua mata memandang ke daerah ini. Termasuk Sekjen PBB turut nibrung mengeluarkan statementnya. Padahal apalah artinya sebuah provinsi yang hanya berpenduduk sekitar 4 juta jiwa ini?

Aceh Dalam Kacamata Snouck Hungronje

Saya suka tulisan ini karena saya suka sejarah Aceh.

“Uma (Teuku Umar, pahlawan nasional, pen) : ia khas seorang Aceh, tidak dapat dipercaya sama sekali, diperbudak candu dan judi, tetapi dia berbeda dengan kebanyakan pemimpin Aceh dalam hal kegiatan kerja dan kepandaian bergaul yang luar biasa dengan segala macam manusia”
(Dr. Snouck Hurgronje)

Pernahkah anda mendengar nama Dr. Snouck Hurgronje? Saya kira hampir semua masyarakat Aceh mengenal nama ini. Siapa yang tidak kenal dengan musuh nomor satu rakyat Aceh pada masa-masa perjuangan melawan kolonialis Belanda. Hampir semua orang Aceh pernah mendengar nama seorang ilmuwan yang dengan kecerdasan intelektualnya diangkat sebagai penasehat politik untuk menghancurkan perlawanan rakyat Aceh oleh pemerintah kolonialis Belanda. Hampir semua rakyat Aceh mengenalnya, minimal pernah  mendengar atau membaca tentang dirinya, juga sepak terjangnya dalam menumpas perlawanan masyarakat Aceh melawan Belanda. Bahkan orang Aceh melafazkan namanya dengan : Tuan SEUNUET – yang artinya menghajar dengan cambuk, sebagai bentuk permusuhan yang sangat mendalam terhadap dirinya.

Irwandi, Soros dan Kelapa Sawit Aceh

Tulisan tentang analisis ekonomi yang menarik. Apalagi terkait investasi yang dilakukan oleh seorang pialang bandit internasional.

George Soros (kiri) dan Irwandi Yusuf (kanan) (internet)
"Tadi saya ketemu dia (George Soros) (13/9). Dia katakan tertarik untuk menggarap perkebunan kelapa sawit, 20.000 hektar dulu. Lumayan, itu bisa menghidupi 2.500 kepala keluarga di Aceh. Pokoknya setelah ini, kedua belah pihak akan segera menggarap rencana tersebut. “ (Gubernur Aceh, Drh. Irwandi Yusuf, M.Sc seperti dikutip ANTARA, 14 September 2007)

Sensasi Rektor Unsyiah

Komentar Pembaca di sebuah koran lokal ketika masih mahasiswa. 

Rektor Unsyiah (kembali) membuat sensasi.  Setelah kebijakan yang tidak populer yang dibuatnya tentang kenaikan SPP, kembali lagi beliau mengeluarkan SK tentang pelarangan kegiatan Ospek. Dan tidak tanggung-tanggung, SK itu dibarengi dengan arogansi dan gaya khas kaum protelarian : sanksi skorsing dan pemecatan bagi mahasiswa yang melanggar! 

Sekali Lagi: Demoralisasi!

Komentar pembaca ketika masih awal-awal kuliah. Di muat di sebuah harian lokal Aceh sekitar tahun 2002-2003

Menarik membaca tulisan salah seorang siswi SMA Modal Bangsa pada rubrik “droe keu droe” hari Minggu (24/7) lalu. Saya jadi sangat terkesan. Sebuah tulisan tentang kecemasan siswi tersebut melihat perilaku muda-mudi – sebagian orang menggunakan kata ”penerus bangsa”, sekarang ini.Prihatin !!! (dengan tiga tanda seru dibelakangnya) sangat cocok digunakan untuk menggambarkan perilaku generasi muda, khususnya pelajar  sekolah menengah kita saat ini. 

Mau Dibawa Kemana OSPEK Kita?

Komentar pembaca ketika terjadi pelarangan OSPEK oleh rektor Universitas Syiah Kuala, di muat di harian Serambi Indonesia.

Menarik membaca berita harian Serambi Indonesia, edisi Jum’at, 19 Agustus 2005 tentang dukungan Pemerintahan Mahasiswa Unsyiah terhadap SK Rektor tentang peniadaan kegiatan Orientasi Pendidikan Mahasiswa Baru (ORDIKMARU) tahun ini. Ada beberapa hal dari berita ini yang mungkin menarik untuk kita cermati dan garis bawahi:

Mau Dibawa Kemana Pendidikan Kita?

Ini merupakan tulisan lama dan pernah di muat di sebuah harian lokal di Aceh. 


Tanggal 2 Mei menjadi hari yang penting buat kita karena pada hari itu kita memperingati Hari Pendidikan Nasional. Berbagai kegiatan menyambut hari ini digelar. Dari upacara bendera sampai berbagai lomba yang diikuti oleh siswa sekolahan. Tetapi apa urgensi peringatan hari Pendidikan Nasional ini bagi kita?? 

Coba anda tanyakan apa makna hari Pendidikan Nasional tanggal 2 Mei bagi siswa sekolah. “Capek dan lelah” pasti itu jawaban mereka. Lho kok? Ya. Karena setiap tanggal 2 Mei Dinas Pendidikan setiap propinsi maupun kabupatennya pasti mengadakan apel bendera. Dan apel bendera itu pasti berkonotasi satu; kegiatan lebih dari empat jam di terik matahari serta melibatkan seluruh siswa dari berbagai tingkatan pendidikan. 

Apa Kabar Aceh?

Sempat dikirim ke Harian Kompas. Tulisan ini memberi gambaran terhadap kondisi Aceh, beberapa bulan pasca tsunami. 

Pernah tidak anda berkunjung ke Aceh dua atau tiga bulanan ini? Jika jawaban anda belum, maka anda termasuk orang yang kurang beruntung. Tetapi jika jawaban anda sudah, anda pasti telah melihat bagaimana luluh lantaknya Nanggroe Aceh Darussalam akibat terjangan bencana bulan Desember 2004 lalu. Bagi anda yang telah berkunjung ke Aceh sebelum bencana alam gempa dan gelombang Tsunami, anda pasti akan terkejut melihat bagaimana dahsyatnya gelombang yang namanya hanya terdiri dari tujuh huruf itu.