expr:class='"loading" + data:blog.mobileClass'>

Minggu, 08 Januari 2012

Islam Solusi Pandemi Flu Babi

(Tulisan lama saya [November 2009] ketika Flu Babi sedang marak-maraknya diperbincangkan di dunia. Kenyataannya wabah tersebut belum hilang dari muka bumi.)

“Diharamkan bagimu (memakan) bangkai, darah, daging babi, (daging hewan) yang disembelih atas nama selain Allah ...”(QS. Al-Maidah: 3)
“Sesungguhnya Allah hanya mengharamkan bagimu bangkai, darah, daging babi, dan binatang yang (ketika disembelih) disebut (nama) selain Allah...” (QS. Al-Baqarah: 173)
“Katakanlah: ‘Tiadalah aku peroleh dalam wahyu yang diwahyukan kepadaku, sesuatu yang diharamkan bagi orang yang hendak memakannya, kecuali kalau makanan itu bangkai, atau darah yang mengalir atau daging babi karena sesungguhnya semua itu kotor atau binatang yang disembelih atas nama selain Allah…” (Al An’am:  145)

Mata rantai penyebaran Flu Babi (internet)
Pada laporan terakhir yang diterbitkan pada Sabtu (9/5) lalu, Badan Kesehatan Dunia (WHO) menyebutkan virus N1H1 yang lebih dikenal dengan virus Flu Babi telah menginfeksi lebih dari 3.440 orang di 29 negara seluruh dunia. Angka tertinggi terjadi di Meksiko dengan menewaskan 45 orang. Amerika Serikat, sang super power, tidak ketinggalan diserbu oleh flu yang hanya berukuran 80-120 nanometer (sekitar seperseribu ukuran rambut manusia) itu. Hanya selang satu hari, infeksi Flu Babi di AS meningkat dua kali lipat menjadi 2.200 kasus pada hari Minggu kemarin. Angka ini diperkirakan akan terus bertambah di banyak negara. WHO bahkan telah meningkatkan status pandemik flu babi menjadi Fase 5 yaitu fase imminent atau “sudah dekat” dari 6 fase keseluruhan. 
Bukan kali ini saja dunia disibukkan dengan penyakit yang sering menjangkiti babi di AS tersebut, kejadian yang mirip juga terjadi pada tahun 1918 dengan membunuh 20-40 juta orang seluruh dunia. Penyakit flu pada masa itu berasal dari babi yang menjangkiti tentara Amerika dalam Perang Dunia I dan mereka menyebabkannya tersebar ke seluruh dunia. Kasus yang sama terulang kembali pada tahun 1978. Ketika itu flu babi strain H1N1 menjadi pusat pemberitaan di Amerika Serikat karena membunuh banyak orang. Pemerintah AS kemudian membuat kebijakan vaksinasi terhadap seluruh penduduknya. Bahkan Presiden AS ketika itu, Gerald Ford ikut divaksinasi untuk mencegah penyebaran flu babi tersebut. Sayangnya, karena ada temuan efek samping yang berbahaya pada vaksin tersebut, hanya 33% dari total penduduk AS yang telah di vaksinasi ketika itu. Tahun 1988, 1998, 2007 dan tahun 2009 ini, sang babi kembali membawa malapetaka bagi umat manusia. 

Sebenarnya apa itu Flu Babi dan mengapa virus H1N1 ini begitu ditakuti oleh seluruh penduduk dunia saat ini? Padahal masih banyak penyakit lainnya yang mampu membunuh lebih banyak nyawa daripada flu babi ini, seperti penyakit jantung dan tuberculosis? 

Flu Babi adalah suatu kumpulan gejala menyerupai gejala flu pada umumnya yang disebabkan oleh virus influenza babi (Swine Influenza Virus = SIV) dan biasanya menginfeksi babi. Dari 3 jenis virus Influenza yang diketahui, Influenza A, B, dan C, hanya dua jenis yang ditemukan pada babi yaitu virus Influenza A dan virus influenza C. Virus Influenza A merupakan penyebab pandemi Flu Babi seperti yang dialami dunia sekarang ini. Virus ini memiliki beberapa subtipe; H1N1 (yang sekarang kita kenal luas), H1N2, H3N1, H3N2, dan H2N3. Subtipe H1N1 umum ditemukan pada babi di AS dan beberapa negara lainnya di benua Amerika.

Islam Menjawab Pandemi Flu Babi
Mengapa Islam melarang mengkonsumsi daging babi? Pembahasannya menjadi menarik karena pada kenyataannya, organ (anggota tubuh) babi bermamfaat bagi ilmu kedokteran modern. Banyak obat non-sintetik dan organ transplantasi yang berasal dari babi. Hal ini dikarenakan organ babi memiliki banyak dengan organ tubuh manusia. 

Terkait dengan pandemi flu babi saat ini, beberapa peneliti di dunia termasuk di Indonesia baru-baru ini juga menegaskan bahwa daging babi aman dikonsumsi asal dimasak sesuai dengan prosedur yang dianjurkan. Pernyataan ini juga dikuatkan oleh WHO beberapa waktu lalu. Beberapa peneliti bahkan menyatakan tidak nyaman dengan penggunaan istilah “flu babi“ pada penyakit yang dulunya hanya menginfeksi babi ini. Mereka meminta badan terkait untuk mengganti idiom untuk penyakit tersebut. 

Banyak alasan untuk mengharamkan daging babi sesuai dengan kaidah ilmu modern. Para peneliti telah membeberkan banyak penyakit dan masalah yang ditimbulkan oleh babi. Dr. Daniel S Shafiro dari Laboratorium Mikrobiologi Klinik Pusat Kedokteran Boston, Massachusetts – AS, telah mendata lebih dari 25 penyakit bawaan yang disebabkan oleh babi. Pada akhir tahun 1997, ilmuwan lainnya dari Inggris menemukan virus PERVS pada babi sehingga menyebabkan pemerintah Inggris melarang seluruh aktivitas pemindahan organ babi ke dalam tubuh manusia. Pada tahun yang sama, ilmuwan Australia menemukan satu lagi virus yang menjangkiti babi dan dapat menyebabkan kematian pada manusia dari famili Paramyxovirus yaitu virus Menangle. 

Sebuah Jurnal Virologi yang terbit di Amerika Serikat melaporkan temuan oleh sebuah tim peneliti dari Universitas Winconsin yang menyatakan pada kerongkongan babi terdapat sel-sel tertentu yang mampu mengubah berbagai bentuk virus menjadi bentuk yang berbahaya bagi manusia. Mereka juga mengatakan babi merupakan tempat berbagai kuman berkumpul dan kemudian berubah menjadi bentuk yang berbahaya bagi kehidupan. Yang menarik adalah hasil kajian Prof. Robin Weiss, ahli virus pada Institut Pengkajian Kanker London yang menegaskan dalam tubuh babi terdapat virus dari golongan Retrovirus yang tidak bisa hilang karena terdapat dalam DNA (zat sifat) babi tersebut. Retrovirus merupakan kelompok virus HIV yang menyebabkan penyakit AIDS pada manusia. 

Masih banyak penelitian yang mengemukakan kemudharatan yang ditimbulkan oleh babi. Semuanya adalah penyakit berbahaya yang dapat menyebabkan kematian pada manusia. Umat Islam diharamkan memakan daging babi karena berbahaya  untuk dikonsumsi. Daging babi juga tidak bagus untuk tubuh manusia (“Rijis“ atau kotor seperti yang disebutkan dalam ayat di atas). Alquran memberikan perlindungan lebih dari hanya sekedar memasak secara sempurna seperti yang di sarankan oleh WHO, tetapi dengan tidak mengkonsumsinya sama sekali. Faktanya adalah dengan memasak secara sempurna sekalipun tidak memberikan perlindungan menyeluruh dalam menurunkan kejadian penyakit-penyakit akibat babi, khususnya penyakit flu babi. 

Sebagai seorang mukmin yang percaya bahwa Al Quran adalah wahyu dari Allah SWT, maka tidak ada syak wasangka dari kita bahwa apapun yang diharamkan oleh Allah memberi mudharat bagi kita lebih dari mamfaat yang diberikannya. Sikap skeptisme dalam memahami ayat-ayat Allah tidak dibenarkan dalam Islam. Prinsipnya hanya satu: percaya bahwa firman Allah dalam Alquran adalah benar baru kemudian mencari jawaban mengapa hal tersebut benar dengan serangkaian penelitian menurut kaidah ilmu modern. Sikap ini yang seharusnya dimiliki oleh setiap mukmin, sehingga kita mampu melewati segala tantangan di dunia ini. Satu kalimat yang cocok untuk menutup tulisan ini; “Islam adalah solusi segala masalah apalagi masalah sekecil flu babi ini”. Wallahualam bish shawab.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar