New Year´s Eve in Singapore |
Saya berkunjung ke Singapura dari Kuala Lumpur melalui Johor Bahru dengan menggunakan transportasi darat. Saya lebih memilih menggunakan bus daripada kereta api mengingat faktor kenyamanan, harga tiket dan waktu tempuh. Perjalanan dari Kuala Lumpur ke Johon Bahru bisa ditempuh dalam waktu 4 hingga 5 jam dengan menggunakan bus dalam kecepatan sedang, sedangkan dengan kereta api bisa mencapai 6 jam perjalanan. Banyak stasiun bus di Kuala Lumpur yang menyediakan jasa perjalanan ke Singapura. Saya memilih Terminal Bersepadu Selatan (TBS) yang terletak di Bandar Tasik Selatan, sekitar 10 km sebelah selatan pusat kota Kuala Lumpur. Terminal ini merupakan salah satu terminal bus termodern di Malaysia dengan lokasi yang mudah dijangkau dari pusat kota Kuala Lumpur mengingat sistem transportasi yang terintegrasi, seperti kereta api komuter dan kereta api cepat dalam kota (Light Rail Transit, LRT) yang langsung menuju terminal ini. Dari TBS juga terdapat akses kereta api cepat ke Bandara Internasional Kuala Lumpur (KLIA). Tiket bus dari TBS ke Johor Bahru berkisar 34 Ringgit Malaysia atau sekitar 125 ribu Rupiah, sedangkan tiket bus langsung ke Singapura seharga 45 Ringgit atau sekitar 165 ribu Rupiah. Saya memilih untuk bertukar bus di Johor Bahru Larkin mengingat waktu itu bus yang langsung menuju Singapura baru ada sejam kemudian.
Setelah 4 jam menempuh perjalanan dari TBS yang berjarak sekitar 350 km,
akhirnya sampai juga saya di Terminal Johor Bahru Larkin. Dari Terminal ini
saya bertukar bus menuju perbatasan Malaysia – Singapura. Kita harus melewati
dua pemeriksaan imigrasi jika ingin berkunjung ke Singapura melalui jalur darat
ini. Pemeriksaan pertama dilakukan oleh Imigrasi Malaysia di sebuah gedung besar
yang bernama Bangunan Sultan Ismail yang masih dalam wilayah teritorial
Malaysia, sedangkan pemeriksaan kedua dilakukan oleh Imigrasi Singapura di
daerah Woodlands (Woodlands checkpoint) setelah kita melewati jembatan
penghubung antara Johor Bahru dengan Singapura. Pemeriksaan di imigrasi Singapura
lebih ketat dibandingkan dengan di Malaysia. Bahkan beberapa warga asing
terpaksa harus dibawa ke kantor imigrasi untuk diinterograsi mengenai alasan
dan tujuan kedatangannya ke Singapura.
Setelah melewati prosedur imigrasi, saya langsung menuju pemberhentian bus
untuk melanjutkan perjalanan ke kota Singapura yang menempuh waktu sekitar
setengah jam dari Westwoods Checkpoint. Memasuki kota Singapura, maka kita akan
terkesima dengan keteraturan dan kebersihan kotanya. Memang Singapura terkenal
sebagai salah satu negara terbersih di dunia yang sejalan dengan derajat
kesehatan penduduknya yang tinggi. Bahkan orang yang kedapatan membuang ludah (meludah)
di sembarang tempat akan menerima denda sekitar 500 Dolar Singapura atau
sekitar 4,7 juta Rupiah! Bukan hanya itu, merokok, membuang sampah dan
mengunyah permen karet sembarangan juga akan dikenakan denda berkisar antara
500 hingga 1500 Dollar Singapura (4,75 hingga 14 juta Rupiah!). Oleh karena itu
tidak salah jika Singapura sering disebut dengan “a fine city“ yang diplesetkan
menjadi “kota yang penuh denda“ dari arti sebenarnya “kota yang indah”.
Puluhan ribu hingga ratusan ribu massa
terkonsentrasi di kawasan
Marina Bay dan Patung Singa Laut (Merlion)
sebagai ikon Singapura pada malam pergantian tahun, Rabu lalu. Hal ini wajar mengingat di
kawasan ini telah dipersiapkan pesta kembang api selama 8 menit yang terbesar
di Singapura. Ini juga untuk memperingati 50 tahun kemerdekaan Singapura yang
jatuh pada tahun 2015 ini. Selain itu, sebelum detik-detik pergantian tahun di
gelar, puluhan ribu massa sudah berkumpul sejak sore hari untuk menikmati
pagelaran live music yang dipusatkan
di tempat yang sama. Massa juga memenuhi Pantai Siloso, Clake Quay, Taman
Larador dan Pulau Sentosa untuk menghabiskan malam tahun baru dengan berbagai
atraksi kesenian. Yang paling menarik adalah acara di Taman Bishan-Ang Mo Kio
dimana lebih dari 12.000 orang berkumpul di taman tersebut untuk memecahkan
rekor dunia memakai topi balon terbanyak.
Turis-turis lokal maupun mancanegara
termasuk dari Indonesia tampak larut dalam kegembiraan menyambut momen pergantian
tahun ini. Saya bertemu dengan banyak orang Indonesia yang menghabiskan malam
tahun baru nya di Singapura, termasuk beberapa teman dari Aceh yang khusus datang
ke Singapura untuk berlibur akhir tahun. Singapura memang pintar mencari momen
untuk meningkatkan angka kunjungan wisatanya dengan membuat bermacam atraksi
wisata. Momen-momen itu pastinya akan meningkatkan pemasukan Singapura dari
berbagai hal khususnya penjualan barang dan jasa. Hal ini hendaknya bisa dicontoh
oleh pemerintah kita dalam hal menarik angka kunjungan wisatawan asing maupun
nasional, tetapi dengan tetap menjaga kearifan lokal yang telah dijunjung
tinggi oleh masyarakat Aceh.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar